Rabu, 16 Februari 2011

SOSIOLOGI

MOBILITAS SOSIAL adalah perpindahan penduduk seseorang atau kelompok orang dari lapisan satu ke lapisan yang lain.
Contohnya : camat yang di angkat menjadi bupati à vertical naik
                        Direktur bank yang di turunkan menjadi staf staf direksi à vertical turun.
KEBUDAYAAN : segala segi kehidupan masyarakat yang dapat untuk memenuhi hidupnya melalui proses belajar.
Bentuk perubahannya :
DIFUSISOSIAL : proses penyebaran kebudayaan dari individu satu ke individu yang lain atau dari masyarakat satu ke masyarakat lain.
AKULTURASI : konsep mengenai proses social yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu di hadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa,sehingga kebudayaan asing tersebut lambat laun akan di terima dan diolah ke dalam budaya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
ASIMILASI : proses social yang terjadi karena bertemunya secara intensif antara dua jenis kebudayaan,sehingga masing masing merubah sifat khasnya dan menyatu menjadi kebudayaan campuran.
TIGA TIPE MASYARAKAT DALAM KELAS SOSIAL :




LIMA KRITERIA MENURUT TALKOT PARSON
a.     Karena kelahiran : status seseorang akan dapat tinggi atau rendah atau menempati porsi tertentu dalam suatu organisasi hanya karena dia lahir di keluarga tertentu,karena seorang  laki laki dan perempuan ,
b.     Karena mutu pribadi :
c.      Karena kepemilikan : penilaian kita akan statusnya adalah tinggi dengan maksud supaya kita bisa mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.
d.     Karena otoritas : kekuasaan yang sah atau kekuasaan yang di absahkan karena sahnya maka orang lain harus mengikuti tanpa perlawanan.

Tujuan peran  :
a.     Tujuan instrumental : dengan memainkan suatu peran adalah kesempatan untuk mencapai tujuan lain.
b.     Penghargaan : kesempatan untuk dihargai {perasaan di hormati,terpandang,dinilai oleh orang lain sebagai yang penting.
c.      Rasa aman : peran dapat memberikan rasa aman secara ekonomi,social,atau psikologis.
d.     Respon : kesempatan yang di berikan peran tertentu untuk membentuk hubungan social yang memuaskan di mana orang merasa yakin akan kesinambungan kesinambungan respon yang menyenangkan.

Sabtu, 12 Februari 2011

sejarah

tanam paksa adalah peraturan yang dikeluarkan oleh gubernur /jendral van den  tahun 1830 yang mewajinkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya 20% untuk di tanami atau di jual keoemrintah belanda dengan hanya yang sudah di pastikan. penduduk desa yang tidak meliputi tanahnya harus bekerja 75 hari dalam setahun 20% pada kebun milik belanda.
1. sejarah kebudayaan 
#. budaya adalah cara hidup yang berkembang dan di miliki bersama oleh suatu kelompok dan wariskan dan generasi kegenerasi.
Pendorong penggerak sejarah
A.     Manusia : Karena sejarah membicarakan tentang manusia yang merupakan manifestasi dan pikiran, perasaan,perbuatan masa lalu.
B.     Geografi  :karena geografi merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa.
Pembabakan zaman berdasarkan geologi ada 4 :
#. Zaman arkaekum : zaman belum ada kehidupan
#. Paleozoikum : sudah ada makhluk hidup
#. Mesozoikum : adanya hewan bertulang belakang dan berukuran besar
#. Neozoikum : zaman tersier dan kuarter
C.     Kebudayaan adalah segala segi kehidupan masyarakat yang dapat untuk memenuhi hidupnya melalui proses belajar.
Kritik sejarah dalam PIPS :
Contoh : penelitian livon get yang menyatakan bahwa masyarakat jawa di bagi menjadi 2 yaitu : abangan,santri,priyayi.
Dikritik oleh sejarah yang menyatakan  bahwa tidak hanya ada 3 golongan dalam masyarakat jawa.
Sumber sejarah :
1.     `sumber tertulis : contohnya prasasti
2.     Sumber benda : fosil
3.     Sumber lisan : di dapat dari pelaku dan saksi sejarah
Penilaian terhadap sumber sejarah
a.     Penilaian ekstern : penilaian di dasarkan apakah sumber itu benar benar di butuhkan
b.     Penilaian intern : apakah sumber itu dapat menjadi informasi atau apakah sumber itu dapat di gunakan
#. Autentitas (autentik) : apakah sumber itu di kehendaki
#. Orisinalitas : apakah sumber tsb asli
#. Intergritas : apakah sumber itu masih atuh atau sudah di ubah
Penelitian sejarah :
Heuristic :mengumpulkan sumber sejarah
Verifikasi : penilaian terhadap sumber sejarah
Interpretasi : penafsiran
Historiografi : penulisan sejarah
Komunikasi : mempublikasi hasil
Sejarah objektif : peristiwa sejaerah yaqng bener bener ada dan terjadi kehidupan masyarakat. (ada fakta faktanya)
Sejarah subjektif : tersambung pada interprestasi atau penafsiran yang di lakukan oleh penulis sejarah.
      Teori teori dalam sejarah :
1.     Livvon get  : membagi masyarakat ,enjadi 3 golongan untuk santri, abangan dan priayi
2.     Teori moderenisasi oleh durkhim :bahwa manusia berkembang tiga tingkatan : mitos, agama modern
3.     Teori karl mark (teori revolusi)
Perkembangan masyarakat selalu di mulai dengan revolusi atatu perjuangan kelas.
Dalam pembangunan ada 3 tahapan :  feodalis, kapitalis,dan sosialis
Unsur unsur budaya :
bahasa,
#. system pengetahuan
Organisasi social :
 #. system peralatan hidup dan teknologi
 #. Sistem mata pencaharian ,
system religi,
#pertanian


Perjanjian Giyanti adalah kesepakatan antara VOC, pihak Mataram (diwakili oleh Sunan Pakubuwana III), dan kelompok Pangeran Mangkubumi.Kelompok Pangeran Sambernyawa tidak ikut dalam perjanjian ini.Pangeran Mangkubumi demi keuntungan pribadi memutar haluan menyeberang dari kelompok pemberontak bergabung dengan kelompok pemegang legitimasi kekuasaan memerangi pemberontak yaitu Pangeran Sambernyawa. Perjanjian yang ditandatangani pada bulan 13 Februari 1755 ini secara de facto dan de jure menandai berakhirnya Kerajaan Mataram yang sepenuhnya independen. Nama Giyanti diambil dari lokasi penandatanganan perjanjian ini, yaitu di Desa Giyanti (ejaan Belanda, sekarang tempat itu berlokasi di Dukuh Kerten, Desa Jantiharjo), di tenggara kota KaranganyarJawa Tengah.


Lokasi penandatanganan Perjanjian Giyanti
Berdasarkan perjanjian ini, wilayah Mataram dibagi dua: wilayah di sebelah timur Kali Opak (melintasi daerah Prambanan sekarang) dikuasai oleh pewaris tahta Mataram (yaitu Sunan Pakubuwana III) dan tetap berkedudukan di Surakarta, sementara wilayah di sebelah barat (daerah Mataram yang asli) diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi sekaligus ia diangkat menjadiSultan Hamengkubuwana I yang berkedudukan di Yogyakarta. Di dalamnya juga terdapat klausul, bahwa pihak VOC dapat menentukan siapa yang menguasai kedua wilayah itu jika diperlukan.




perjanjian salatiga

 Perjanjian Salatiga adalah perjanjian timbal balik antara Pangeran Sambernyawa dengan Sunan Paku Buwono III yang kemudian diikuti oleh VOC/Belanda dan Sultan Hamengku Buwono I menanda tanganinya.
Di saat Pangeran Mangkubumi menempuh jalan perundingan damai dengan imbalan mendapat separuh bagian kekuasaan Mataram melaluiPerjanjian Giyanti dan menjadi Sultan Hamengkubuwana IPangeran Sambernyawa (Raden Mas Said) tetap melancarkan perlawanan.Dengan keberhasilan VOC menarik Pangeran Mangkubumi kedalam kubunya maka perlawanan Pangeran Sambernyawa menjadi menghadapi Pangeran Mangkubumi,Sunan Paku Buwono III dan VOC.Pangeran Sambernyawa tidak mau menyerah kepada salah dari ketiganya atau semuanya.Ketika VOC menyarankan untuk menyerah kepada salah satu antara dari dua penguasa (Surakarta, Yogyakarta)Pangeran Sambernyawa bahkan memberi tekanan kepada bertiga supaya Mataram dibagi menjadi tiga kekuasaan.VOC ingin keluar dari kesulitan untuk mengamankan kantong finansial dan menyelamatkan kehadirannya di Jawa, sementara peperangan tidak menghasilkan pemenang yang unggul atas empat kekuatan di Jawa.Gabungan tiga kekuatan ternyata belum mampu mengalahkan Pangeran Sambernyawasedang sebaliknya Pangeran Sambernyawa juga belum mampu mengalahkan ketiganya bersama sama. Perjanjian Salatiga pada 17 Maret 1757 di Salatiga adalah solusi dari keadaan untuk mengakhiri peperangan di Jawa.Dengan berat hati Hamengku Buwono I dan Paku Buwono III melepaskan beberapa wilayahnya untuk Pangeran Sambernyawa.Ngawen di wilayah Yogyakarta dan sebagian Surakarta menjadi kekuasaan Pangeran Sambernyawa.
Pihak-pihak yang menandatangani perjanjian ini adalah Pangeran Sambernyawa, Kasunanan Surakarta, dan VOCKesultanan Yogyakarta, diwakili oleh Patih Danureja, juga terlibat. Perjanjian ini memberi Pangeran Sambernyawa separuh wilayah Surakarta (4000 karya, mencakup daerah yang sekarang adalah Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Karanganyareksklave di wilayah Yogyakarta i Ngawen dan menjadi penguasa Kadipaten Mangkunegaran dengan gelar Mangkunegara I. Penguasa wilayah Mangkunegaran tidak berhak menyandang gelar Sunan atau Sultan, dan hanya berhak atas gelar Pangeran Adipati.
Lokasi penandatanganan perjanjian ini sekarang digunakan sebagai kantor Walikota Kota Salatiga.

[sunting]Sesudah Perjanjian Salatiga

Sunan Paku Buwono III wafat di tahun 1788 dan penggantinya adalah Sunan Paku Buwono IV, yang cakap dalam politik dan piawai dalam intrik dan intimidasi. Dua tahun setelah wafatnya Paku Buwono III, awal tahun 1790 Sunan Paku Buwono IV melancarkan strategi politik yang agresif dengan memulai memberi nama untuk saudaranya Arya mataram. Oleh Sunan Paku Buwono IV Arya Mataram dianugerahi namaPangeran Mangkubumi.
Pemberian nama "Mangkubumi" menimbulkan protes Sultan Hamengku Buwono I yang merasa kebakaran jenggot karena hak namaMangkubumi adalah miliknya sampai meninggal dunia.Sultan mengajukan protes kepada Kompeni yang ternyata tidak membuahkan hasil karena Sunan tetap pada pendirian tidak bakalan mencabut Nama Mangkubumi untuk saudaranya.
Jurus politik pertama Paku Buwono IV di lanjutkan dengan jurus keduanya yaitu menolak hak suksesi Putra Mahkota Kasultanan Yogyakarta.Suhu politik yang sudah memanas itu bertambah lagi dengan tuntutan Mangkunegara I yang melihat suatu peluang ada didepannya. Mangkunegara I menulis surat kepada Gubernur di Semarang Yan Greeve pada bulan Mei 1790 yang isinya Mangkunegara IMenagih janji Residen Surakarta Frederick Christoffeel van Straaldorf yang menjanjikan bahwa Jika Pangeran Mangkubumi yang menjadi Sultan Hamengku Buwono I wafat maka Mangkunegara I berhak menduduki tahta Kasultanan Yogyakarta.
VOC yang tidak ingin terseret kembali dalam pertikaian bersenjata menjadi panik dan mulai memeriksa situasi lapangan militernya dan ke tiga Kerajaan.Kompeni yang di wakili Yan Greeve menemui dengan perasaan kecewa ketika dilapangan menemukan fakta bahwaMangkunegoro I memiliki 1.400 orang pasukan bersenjata yang siaga.Dalam waktu yang yang singkat kekuatan 1.400 orang bersenjata dapat dilipatkan dengan memanggil pengikutnya menjadi 4.000 orang pasukan bersenjata.
Tuntutan Mangkunegoro I juga diikuti dengan tuntutan berikutnya yaitu dikembalikannya GKR Bendoro isterinya kepada Mangkunegara I.Jika tuntutan ini tidak dipenuhi sebagai gantinya Mangkunegara I menuntut 4.000 cacah dari Yogyakarta. Mangkunegara I mulai memobilisasi pasukannya dan pertempuran pertempuran kecil mulai terjadi. Wilayah Gunung Kidul menjadi medan pertempuran.dalam mobilisasi dan pertempuran ini G.R.M. Sulomo (calon Mangkunegara II sudah terlibat dan aktif dalam pertempuran.
7 Oktober 1790 Yan greeve mengintimidasi Sultan Hamengku Buwono I untuk memberikan 4.000 cacah tetapi Sultan menolak. Awal November 1790 tuntutan 4.000 cacah diganti dengan upeti Belanda kepada Mangkunegaran sebesar 4.000 real.

[sunting]


sosiologi

MOBILITAS SOSIAL adalah perpidahan kedudukan seseorang atau kelompok orang dari lapisa satu ke lapisan yang lain.
Contuohnya : camat yang di angkat jadi bupati  (vertikat naik),direktur bank yang diturunkan menjadi staf direksi (vertical turun)
Pengertian dari
DIFUSI SOSIAL : penyebaran kebudayaan dari individu satu ke individu yang lain atau dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain.
AKULTURASI : konsep mengenai proses social yan timbul apa bila suatu kelompok manusia dengan satu kebudayaan tertentu di hadapkan dengan unsur unsure dari suatu kebudayaan asing sedimikian rupa,sehingga kebudayaan asing tersebut lambat akan di terima dan di olah kedalam budaya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
ASIMILASI : proses social yang terjadi karena bertemunya secara intensif antara dua jenis kebudayaan, sehingga masing masing mengubah sifat khasnya dan menyatu menjadi kebudayaan campuran.
5 KRETERIA MENURUT TALLCOT PARSON :
a.     Karena kelahiran : status seseorang dapat tinggi atau rendah atau menem[ati posisi tertentu dalam suatu organisasi hanya karena dia lehir dari keluarga tertentu, keluarga dengan posisi social tertentu karena seorang laki laki atau perempuan karena termasuk dalam ras tertentu dsb
b.     Karena mutu pribadi : seseorang dapat memperoleh nilai yang baik dan orang lain karena ia memiliki kebijaksanaan, usia lanjut, kuat, oandai dsb
c.      Karena prestasi : jika orang sukses dari karirnya atau kedudukannya,maka status secara subjektif akan naik pula.
d.     Karena kepemilikan : penilaian kita akan statusnya adalah tinggi dengan maksud supaya kita bisa mendapatkan susuatu yang kita ingin kan.
e.     Karena otoritas : kekuasaan yang sah atau kekuasaan yang di absahkan karena sahnya maka oorang lain harus mengikutinya tanpa perlawanan.
STATUS OBJEKTIF :
Dilihat sebagai sebagai suatu tatanan (order) hak dan kewajiban sejarahy hierarkis dalam struktur formal organisasi.
Tujuan peran :
A.    Tujuan instrumental : dengan memeainkan suatu peran adalah kesempatan untuk mencapai tujuan lain.
B.     Penghargaan : kesempatan untuk di hargai atau perasaan di hormati, terpandang, di nilai oleh orang lain sebagai yang penting,
C.     Rasa aman : peran dapat memberikan rasa aman secara ekonomi, social, atau spikologi.
D.    Respon : kesempatan yang di berikan peran peran tertentu untuk membentuk hubungan social yangmemuaskan di mana orang meraa yakin akan kesinambungan respon respon yang menyenangkan dari orang orang yang penting baginya.

Kamis, 10 Februari 2011

CERPEDOL (CERITA PENDEK DODOL)

Dlodod,,dood,dod,,dooood,,dod,,!!!
 Tiba tiba sepeda motor butut andi mogok di perempatan deket pangkalan ojek. clingak clinguk andi ngeliatin saluran bensin di bawah paha.”wahhh si item mulai rewel lagi nih”keluh andi,”wah kalo tau gini sih gw nggak bakal ikut lu ndi tadi, mana motor dekil mogok mulu,udah berapa lama sih cuy lu nggak cuci?”kata asdi yang masih nemplok di boncengan.”men,,gini gini si item menang mulu nggak ada yang ngalahin,ach lu nggak tau sih,kemarin habis menang lawan tedi”.”
"tedi siapa,yang mana?"
”anaknya pak lurah yang motornya racing abis!”.
“tedi yang kurus ceking tapi pedek itu,kok lu bisa menang bukannya motornya ninja 250 cc modifan gareng resing team”
“men, biarpun motor gw butut,dekil sebulan 2,5 hari belum dicuci nggak kalah sama motor masa kini,lu belum taukan kenapa gw bisa menang,ini motor warisan eyang gw,yang dulu konon pernah di pake sama eyangnya valentino rosi waktu tes di sirkuit sentul,heeheee ngayal.
“percaya aja deh, setau gw ini motor kan tiap hari buat nganterin air galonan cuy”
“nah itu dia,kenapa gw bisa menang,kemarinkan gw kerumah pak lurah nganter galon,nah di rumahnya ada tedi nguteg uteg motornya,pas gw nyampe depan rumah, pak lurah langsung nyuruh tedi nganterin galon ketokonya,nah pas gw balik tedi ngajakin adu kenceng sama motor gw yang super bobrok dan super dekil”
“terus kok lu bisa menang?”
“iya iyalah orang tedi ngajakin balapnya sambil bawa galon tiga,belakang satu depan satu terus yang di tenteng satu,mana orang bantet kaya toge baru mau tumbuh”
Heheheee asdi nyengir,
Jludag ,,jludug,,dug dug duugg,,12x mati lagi.
“sial ni motor,nggak biasanya kaya gini”keluh andi yang udah keringetan sejagung jagung.”coba gw yang pancal”
Jludag jludag,, dug dag jludag,, daag dagg,, jludug dugdugdudgdugggggg,,,grenddddd,,,Alhamdulillah,,,!!!kata andi sambil ngelus jidat.
,,,,,,wussssssst,,,,,!!
                                            #################
Assalamualaikum,,,!!!
“waalaikumalam”jawab seorang perempuan terdengar syahdu dari dalam rumah,
Griiieiiieiit,, kreteek kretek,,prekeek,,suara pintu yang hampir jatuh ketika di buka seorang nenek berwajah merona,yang masih lipstikan setebal sengah senti,,,(ngawur),
“siapa ya?”tanya nenek
“saya bu,andi, yang tadi siang kesini,faridhanya ada bu”
“ada, di dalam,sebentar aku panggil, Daaaaaa,,,daaaa,daa,,,andi kesini tu”
“cuy neneknya faridha gaul,tapi udah pikun ya?”bisik asdi yang masih nunggu di depan pintu.
“Huussss mulut lu,,pamali tau ngatain orang tua”
“eeee,,,mas andi, masuk mas”sambut faridha dengan senyum manisnya,
“Sama mas asdi to,tumben mas, ikut mas andi?”tanya faridha kalem,
“yaa karena ada tujuan lain dha, ee si tukiem di rumah nggak ya?”. “ada tuh mas ajak aja nonton bareng,siapa tau entar mau”. ”ya udah gw kesebelah dulu entar kalo dia mau,gw kesini sama tukiem okey,doa in sukses cuy” asdi sumringah lansung ketempat tukiem tetangga faridha.
“lama banget sih mas,aku tunggu tunggu dari jam setengah tujuh lo,sekarang jam setengah delapan baru dateng kemana aja sih,ngapel ketempat sisri dulu ya”.kata faridha sewot minta penjelasan dengan nada cemburu.
“nggak sayaaaang,tadi tuch motor mas mogok di jalan,jadi agak terlambat,sayaaaang ngertikan”kata andi sambil pegang tangan faridha terus di kecup,,
Haaaaaaaajiiiiiinnnnnn,,,,!!!!!
Tiba tiba andi langsung bersin bau amis ikan asin, sama terasi dari tangan faridha
“nggak cuci tangan ya?” Tanya andi yang masih nyengir karena nggak betah baunya,
“belum, tadi waktu mas kesini baru makan di dapur sampe kelupaan cuci tangan saking senengnya di ajak nonton dangdut mas,maaf ya mass!!”
“yo wis cuci tangan dulu,nggak malu apa kalo sampe kelupaan,gmn kata orang kalo ceweknya andi tangannya bau ikan asin sama trasi”
“iya iyaaa”
     Griiiieiiitt grrreeeek pletaaaak,,,!!! Pintu kebuka,dan ternyata asdi,tukiem yang sudah siap dengan tas cangklongnya,
"ayo dah siapkan,feridha mana?
"ayo,di dapur lagi cuci tangan"
"tunggu maaaaas,!!!tega banget ninggalin aku,,
jeeeeeglllleeeRRRR,,,grupraaaaKKK,,,pletakkkk,,preeKEEKKK,,,doooRRRR,,suara pintu rebah, karena faridha nggak sabar ngejar andi.
                                                 #################
taktung,dang dud,,tung gendaaaang dud,trak tung gendang ndud,dud,nduddten, suara musik dangdut membahana menyiksa jantung.
"yang an ni,sik,,!!!!!!",,,,teriak andi tapi nggak jelas karena masih kalah keceng sama suara soudsistem yang ada disampingnya yang jaraknya kira kira cuma 1 meter dari mulutnya,tapi kalo dia jelasin gini(saYANG jangAN disiNI,beriSIK)
"ndaaah,, di ,,jem,,tan ja,enaaakkk,,,!!!"(pindah di jembatan aja enak)balas teriak faridha,,
ini dulu ceritanya,,,lanjut lagi lain kali dah buntu pikiran gw,,heheeheee peace,,,!!!

Rabu, 09 Februari 2011

PENYEBAB TIMBULNYA GAYUSISME

Gayus Tambunan adalah simbolisasi keruntuhan moral, etika, dan nilai-nilai seorang aparatur negara. Dia adalah anak kandung dan "korban" dari masyarakat yang sakit. Gayusisme adalah "anak kandung" hedonisme. Seperti hedonisme, gayusisme menilai kebaikan intrinsik dari pencapaian nafsu atau kepuasan badaniah (pleasure). Gayusisme memandang keberhasilan seorang pejabat, baik publik maupun swasta, dari sejauh mana ia dapat memanfaatkan jabatannya untuk memaksimumkan kepuasan lahiriah (kekayaan) dan meminimalkan penderitaan badaniah (kemiskinan). 
gayusisme tumbuh subur dan menjadi epidemi pada masyarakat yang toleran terhadap perilaku korup. Seperti kejahatan lainnya, menurut teori Reintegrative Shaming dari John Braithwaite, gayusisme sebagai bentuk korupsi kerakusan (corruption by greed) akan tumbuh subur di tengah masyarakat yang toleran atau tidak mempermalukan perilaku korup. 
Sebaliknya, sebagian pejabat kita terdorong melakukan korupsi karena keuntungannya jauh lebih besar daripada risiko yang mungkin diterima. Pejabat demikian tidak takut dan tidak jera mencuri uang negara, karena mereka yakin hukum dan penegak hukum dapat dibeli. Tidak ada efek jera (deterrent effect) dalam penegakan hukum antikorupsi.
Sebaliknya, sebagian pejabat kita terdorong melakukan korupsi karena keuntungannya jauh lebih besar daripada risiko yang mungkin diterima. Pejabat demikian tidak takut dan tidak jera mencuri uang negara, karena mereka yakin hukum dan penegak hukum dapat dibeli. Tidak ada efek jera (deterrent effect) dalam penegakan hukum antikorupsi.

Efek destruktif
Gayusisme bila dibiarkan dapat melumpuhkan negara, suatu keadaan yang sedang menimpa negara kita. Jabatan tidak lagi digunakan untuk melayani dan melindungi kepentingan publik, melainkan untuk mencapai tujuan serta keuntungan pribadi dan kelompoknya. Program-program pemerintah tidak akan mencapai tujuannya karena keputusan dan wewenang pemerintahan disalahgunakan.
 Potensi penggelapan dan penyelewengan perpajakan dan anggaran belanja pemerintah yang diduga berjumlah triliunan rupiah itu tentu akan sangat bermanfaat untuk mengatasi kemiskinan, pengangguran, kesehatan, dan pendidikan.
Gayusisme yang sistemik akan melemahkan fungsi-fungsi institusi pemerintahan. Lembaga-lembaga pemerintahan yang dipimpin oleh para kleptobirokrat tidak akan mampu menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan untuk menyejahterakan masyarakat. Kegagalan institusi ini dalam jangka panjang akan melumpuhkan fungsi negara untuk memajukan dan melindungi hak-hak konstitusional warga negara (failed state).

Degayusisme
Untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan, proses degayusisme harus segera dilakukan. 
Harus dilakukan pembalikan nilai-nilai sosial dari toleran menjadi sangat menentang dan menghinakan terhadap perilaku koruptif. Gerakan massif dan sistemik harus segera dimulai untuk merendahkan serta mempermalukan gaya hidup, sikap, dan nilai-nilai hedonisme, materialisme, dan konsumerisme di masyarakat, khususnya di kalangan pejabat publik.
Reformasi birokrasi harus mencakup reformasi etika dan budaya birokrasi. Nilai-nilai integritas dan kejujuran harus menjadi pertimbangan utama dalam sistem pemberian penghargaan dan sanksi kepada pegawai (reward and punishment system), khususnya dalam rekrutmen dan promosi pejabat publik. Kleptobirokrasi harus diubah menjadi birokrasi yang dipimpin oleh para intelektual-profesional yang memiliki integritas, komitmen, dan hati nurani untuk menyejahterakan masyarakat dan memajukan bangsanya.


sumber : http://www.antikorupsi.org/



SEJARAH GUNUNG KIDUL

 Pada waktu Gunungkidul masih merupakan hutan belantara, terdapat suatu desa yang dihuni beberapa orang pelarian dari Majapahit. Desa tersebut adalah Pongangan, yang dipimpin oleh R. Dewa Katong saudara raja Brawijaya. Setelah R Dewa Katong pindah ke desa Katongan 10 km utara Pongangan, puteranya yang bernama R. Suromejo membangun desa Pongangan, sehingga semakin lama semakin rama. Beberapa waktu kemudian, R. Suromejo pindah ke Karangmojo.

Perkembangan penduduk di daerah Gunungkidul itu didengar oleh raja Mataram Sunan Amangkurat Amral yang berkedudukan di Kartosuro. Kemudian ia mengutus Senopati Ki Tumenggung Prawiropekso agar membuktikan kebenaran berita tersebut. Setelah dinyatakan kebenarannya, Tumenggung Prawiropekso menasehati R. Suromejo agar meminta ijin pada raja Mataram, karena daerah tersebut masuk dalam wilayah kekuasaannya.

R. Suromejo tidak mau, dan akhirnya terjadilah peperangan yang mengakibatkan dia tewas. Begitu juga 2 anak dan menantunya. Ki Pontjodirjo yang merupakan anak R Suromejo akhirnya menyerahkan diri, oleh Pangeran Sambernyowo diangkat menjadi Bupati Gunungkidul I. Namun Bupati Mas Tumenggung Pontjodirjo tidak lama menjabat karena adanya penentuan batas-batas daerah Gunungkidul antara Sultan dan Mangkunegaran II pada tanggal 13 Mei 1831. Gunungkidul (selain Ngawen sebagai daerah enclave Mangkunegaran) menjadi kabupaten di bawah kekuasaan Kasultanan Yogyakarta.

Mas Tumenggung Pontjodirjo diganti Mas Tumenggung Prawirosetiko, yang mengalihkan kedudukan kota kabupaten dari Ponjong ke Wonosari.

Menurut Mr R.M Suryodiningrat dalam bukunya ”Peprentahan Praja Kejawen” yang dikuatkan buku de Vorstenlanden terbitan 1931 tulisan G.P Rouffaer, dan pendapat B.M.Mr.A.K Pringgodigdo dalam bukunya Onstaan En Groei van het Mangkoenegorosche Rijk, berdirinya Gunungkidul (daerah administrasi) tahun 1831 setahun seusai Perang Diponegoro, bersamaan dengan terbentuknya kabupaten lain di Yogyakarta. Disebutkan bahwa ”Goenoengkidoel, wewengkon pareden wetan lepen opak. Poeniko siti maosan dalem sami kaliyan Montjanagari ing jaman kino, dados bawah ipun Pepatih Dalem. Ing tahoen 1831 Nagoragung sarta Mantjanagari-nipoen Ngajogjakarta sampoen dipoen perang-perang, Mataram dados 3 wewengkon, dene Pangagengipoen wewengkon satoenggal-satoenggalipoen dipoen wastani Boepati Wadono Distrik kaparingan sesebatan Toemenggoeng, inggih poeniko Sleman (Roemijin Denggong), Kalasan serta Bantoel. Siti maosan dalem ing Pengasih dipoen koewaosi dening Boepati Wedono Distrik Pamadjegan Dalem. Makanten oegi ing Sentolo wonten pengageng distrik ingkang kaparingan sesebatan Riya. Goenoengkidoel ingkang nyepeng siti maosan dalem sesebatan nipoen Riya.”

Dan oleh upaya yang dilakukan panitia untuk melacak Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul tahun 1984 baik yang terungkap melalui fakta sejarah, penelitian, pengumpulan data dari tokoh masyarakat, pakar serta daftar kepustakaan yang ada, akhirnya ditetapkan bahwa Kabupaten Gunungkidul dengan Wonosari sebagai pusat pemerintahan lahir pada hari Jumat Legi tanggal 27 Mei 1831 atau 15 Besar Je 1758 dan dikuatkan dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gunungkidul No : 70/188.45/6/1985 tentang Penetapan hari, tanggal bulan dan tahun Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul yang ditandatangani oleh bupati saat itu Drs KRT Sosro Hadiningrat tanggal 14 Juni 1985.

Sedangkan secara yuridis, status Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta dan berkedudukan di Wonosari sebagai ibukota kabupaten, ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1950 pada saat Gunungkidul dipimpin oleh KRT Labaningrat.

Guna mengabadikan Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul dibangun prasasti berupa tugu di makam bupati pertama Mas Tumenggung Pontjodirjo dengan bertuliskan Suryo sangkala dan Condro sangkala berbunyi : NYATA WIGNYA MANGGALANING NATA ” HANYIPTA TUMATANING SWAPROJO” Menuruut Suryo sangkala tahun 1831 dibalik 1381, sedang Condro sangkala 1758 dibalik 8571.

Itulah tonggak sejarah Kabupaten Gunungkidul berbicara.


BUPATI YANG PERNAH MEMIMPIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Kabupaten Gunungkidul sejak berdirinya hingga saat ini sudah tercatat 25 Bupati yang pernah menjabat. Dua puluh Lima Bupati tersebut adalah Mas Tumenggung Pontjodirjo, Raden Tumenggung Prawirosetiko, Raden Tumenggung Suryokusumo, Raden Tumenggung Tjokrokusumo, Raden Tumenggung Padmonegoro,  Raden Tumenggung Danuhadiningrat,Raden Tumenggung Mertodiningrat, KRT.Yudodiningrat, KRT.Pringgodiningrat, KRT.Djojodiningrat, KRT.Mertodiningrat, KRT.Dirjodiningrat,KRT.Tirtodiningrat, KRT.Suryaningrat, KRT.Labaningrat, KRT.Brataningrat, KRT.Wiraningrat, Prawirosuwignyo, KRT.Djojodiningrat,BA, Ir.Raden Darmakun Darmokusumo, Drs.KRT.Sosrodiningrat, 
Ir.Soebekti Soenarto, KRT.Harsodingrat,BA, Drs.KRT.Hardjohadinegoro (Drs.Yoetikno), dan Suharto,SH (Bupati saat ini) .